Bapak dan Ibu, Eko Minta Maaf

21 Desember 2016
Lagi lagi postingan yang seperti ini yang aku upload, ya wajarlah ya kalau orangtua dah nanya kapan wisuda. Kemaren pas ditelpon bapak bilang gini "Eko April kami ke Pekanbaru kan?? Liat wisuda Eko?" Jantungku langsung berdebar kencang, karena semester depan aku masih ada matakuliah yang harus diambil. Entah bagaimana aku ngelesnya kemaren aku tak ingat lagi, fikiranku kalut seketika, ceileh kalut bahasaku.

Aku hanya takut Bapak dan Ibu kecewa. Masalah keuangan keluarga juga menjadi beban fikiranku, entah bagaimana caranya aku bisa bayar uang kuliah semester depan, aku tak tau lagi harus ngomong apa sama Ibu Bapak, aku sendiri yang membuatnya menjadi begini. Tekanan demi tekanan aku dapat tiap hari, belum lagi keluarga yang lain juga nanyain, aku takut sekali membuat Ibu Bapak malu. 

Bapak Ibu, Eko minta maaf sampai detik ini, baru postingan ini yang bisa Eko tulis, skripsinya nyusul ya Pak, Bu. Pelan pelan Eko coba berusaha membuat Ibu Bapak bangga, Eko nyesal dah jadi begini. Eko usahakan secepat mungkin, jadi biaya kuliah adik adik, Eko lagi yang akan tanggung besok. Eko janji.

Semua Harus Berpartisipasi Untuk Cegah Korupsi

Pencegahan korupsi di Indonesia merupakan hal yang paling sulit dilakukan, karena kasus korupsi seperti sudah mendarah daging di Indonesia. Berbagai cara sudah coba dilakukan oleh pemerintah, mulai dari sosialisasi, pelatihan, dan seminar tentang pencegahan korupsi, tetap saja tingkat korupsi di Indonesia masih tinggi.


Dari data diatas, bisa kita lihat pada tahun 2006 Indonesia memegang peringkat tertinggi di Asia. 
Untuk mencegah kasus tersebut, tidak hanya pemerintah yang bergerak, kita sebagai masyarakat juga harus berpartisipasi didalamnya. dan itu bisa dimulai dari lingkungan terkecil yaitu rumah sendiri. Pendidikan yang diberikan dirumah harus bisa mengajarkan anak - anak tentang pentingnya sebuah kejujuran. Karena dasar dari korupsi adalah kebohongan, jika anak - anak dari kecilnya sudah terbiasa berbohong, sampai besar ataupun dewasa juga akan terbiasa berbohong. Mulai dari menyembunyikan sesuatu dan kebohongan berikutnya harus bisa menutupi kebohongan yang telah dia mulai, dan itu akan menjadi sebuah lingkaran yang tak terelakkan.