Menjadi seorang pendidik ???

13 Juli 2019

Menjadi bagian dari pendidikan adalah sesuatu yang tak pernah kuduga. Kuingat belasan tahun lalu, saat masih mengenyam pendidikan di bangku Sekolah Dasar tepatnya, saat ditanya mengenai cita - cita, aku bingung harus menjawab apa dan aku juga lupa menjawab apa saat itu.

Beranjak ke SMP jawabanku mungkin merupakan jawaban yang akan sama dijawab anak SMP manapun pada saat itu, iya seperti yang kalian duga, jawabannya adalah "ingin membahagiakan orangtua" memang kalimat ini tidak ada salahnya, hanya saja jawaban seperti itu tidak menunjukkan dengan spesifik pekerjaan apa itu dan juga tidak spesifik untuk sebuah cita - cita.

Saat masuk ke bangku SMK aku berfikir ataupun menaruh cita - cita untuk jadi pengusaha, padahal jurusan yang kuambil adalah Teknik Komputer dan Jaringan. Cita - cita yang kufikirkan saat SMK itu adalah ingin memiliki sebuah toko dengan tiga lantai. Lantai paling bawah ingin kubuka bengkel motor, sedangkan dilantai dua ingin kubuka Game Center dan lantai tiganya aku ingin mendirikan ISP (Internet Service Provider) dan lantai tiga itu juga akan kujadikan kantorku dalam menjalankan bisnis tiga lantai ini, dan sampai sekarang masih itu target yang terfikirkan.

Sesampainya bangku kuliah aku punya mimpi tambahan, yaitu ingin berkeliling Indonesia, menikmati keindahan anugrah Allah, ingin kunamai dengan "Ekspedisi Nusantara" yang mana perjalannya nantinya akan dimulai dari pulau Sabang Aceh ataupun Nol Kilometer Indonesia.

Nah, sekarang setelah selesai kuliah dan telah diwisuda, aku sepertinya diarahkan oleh Allah untuk menjadi cikgu atau seorang guru, yang mana profesi ini sama sekali tidak ada dalam list cita - cita atau impianku, tapi aku tidak menyesalinya, setelah menjalani kehidupan sebagai guru, disinilah mimpi baruku ingin kubentuk.

Menjadi seorang pendidik juga bukan hal yang mudah, dan awalnya karakterku juga punya sedikit jiwa yang menyukai tantangan, aku merasa tertantang, tertantang bahwa masa depan anak- anak yang aku didik ini sekarang berada ditanganku.

Kalau untuk pengalaman mengajar mungkin aku sudah tidak kagok lagi, karena pada saat di Wanapalhi kegiatan wajib tahunannya ialah mendidik calon anggota, mungkin jiwa mengajarku tumbuh dari situ.

Dan perlahan aku menyukai menjadi seorang pendidik, karena pendidik harus menerapkan ilmunya dulu sebelum diajarkan, aku harus baik dulu baru bisa menyuruh anak berbuat baik, aku harus disiplin dulu baru anak kudisiplinkan, karena guru itu "diguguh dan ditiru". Jadi teringat cerita dari film "Dilan 1990".

By Blank

No comments:

Post a Comment