16 April 2022
Abi tak tahu ini akan jadi berapa part nak, yang penting ini Abi tulis hanya sebagai pengingat, apa saja pesan yang pernah Abi sampaikan nak.
Akhirnya kamu yang selalu Abi dan Umi nanti nantikan selama ini telah lahir nak, banyak cerita dibalik lahirnya kamu, mungkin setiap anak yang lahir punya banyak cerita dibalik itu, tapi kamu anak Abi, jadi kamu yang akan Abi ceritakan.
Malam tanggal 11 April 2022, Umimu sudah sering mengalami kontraksi, bahkan sampai ke pagi saat sahur, tapi karena jarak antar kontraksi masih jauh, pagi itu kami masih sempat mengukur jalan, seperti rutinitas Abi dan Umi setiap pagi menjelang kelahiranmu nak. Sepulangnya dari jalan pagi kontraksi Umimu sudah semakin dekat, sepengetahuan kami, jika kontraksinya sudah sangat sering, pertanda sudah ada pembukaan, Abi putuskan untuk izin dulu, untuk membawa Umimu ke bidan nak, nama bidanmu Bidan Andriani nak, tempatnya disebelah rumah tempat Abi belajar totok punggung. Tapi sebelum berangkat, Umimu mengantuk karena dari malamnya sudah menahan sakit kontraksi. Jadi Abi biarkan dulu Umimu tidur, untuk mengembalikan staminanya. Umimu tidur sekitar satu jam setengah, setelah bangun, kontraksinya mulai mereda. Tapi beliau penasaran, apakah sudah ada pembukaan atau belum, jadi tetap kami pergi ke Bidan Anri pada pukul setengah 9 pagi, seketika sampai disana, ternyata bu bidan sedang Tahsin ke RJ, jadi kami pulang lagi, bu bidan menganjurkan untuk tetap berkegiatan seperti biasanya.
Siangnya setelah sholat zuhur, kami kembali lagi kesana nak, karena Umimu benar benar ingin tahu, apakah sudah ada bukaan ataupun belum, jadi setelah sampai disana bu bidan memeriksa sambil memberikan rangsangan rangsangan agar kontraksinya lebih cepat, dan setelah dicek ternyata belum ada bukaan, cukup lama memeriksanya, karena kata bu bidan kalau tidak kontraksi yang kuat, akan susah dicek bukaannya.Kami pulang lagi nak, waktu itu Abi sholat Ashar di Mesjid dekat rumah bu bidan, sepulangnya Abi berharap kontraksinya sudah semakin dekat, tapi ternyata belum, sesampainya di rumah nenekmu nak, susu kurma yang Abi pesan kepada Ustadz Angga sudah sampai, jadi Abi berikan satu ke Umimu, dia minum dengan lahap, lalu dia makan sate yang Abi belikan, agar dia tidak stress, ketika makan sate tersebut lah terjadi peristiwa pecah ketuban, beliau panik, Abi juga tentunya nak, ketika kami hubungi lagi bu bidan, beliau menganjurkan dibawa kesana, kami kesana menjelang Maghrib nak, karena pecah ketuban, jadi Umimu harus diinfus nak, beliau ketakutan, karena seumur umur baru ini diinfus katanya.
Berikutnya adalah kejadian kejadian menjelang lahirmu nak, nenekmu tidak berani untuk masuk ke ruangan persalinan, setelah selesai Maghrib Mak Ngah Ayi datang bersamaan dengan Zubair, sepupumu nak, Abi tidak tahu bagaimana sakit yang dialami oleh Umimu nak, yang pastinya Abi tahu itu sangat sakit. Setelah Isya akhirnya Omamu sampai nak, Abi dan Omamu berada disamping Umi untuk memberikan semangat. sesaat menjelang lahirmu ketika kepalamu sudah terlihat, bu bidan menyuruh Umimu untuk merasakan kepalamu agar beliau jadi termotivasi, karena kalau kamu kelamaan berada dijalan keluarmu, itu akan membahayakanmu nak.
Akhirnya pada tanggal 12 April pukul 21:50 WIB, kamu lahir nak, mata Abi berkaca kaca, apalagi setelah mendengar suara tangismu, ibaratnya kamu yang kami tunggu di pekan pekan terakhir ini akhirnya bertemu dengan kami, Abi sangat bersyukur kepada Allah Ta'ala nak, karena kamu dan Umimu selamat, karena Abi tahu banyak kejadian yang mana hanya salah satu yang selamat ketika melahirkan, Abi tak ingin itu terjadi nak. Saat itu juga Abi dan Umimu sah menjadi orangtua. Kamu lahir dengan berat 3.2 kg, panjang 50 cm. Nama yang kami berikan padamu adalah "Aisyah Assyifa'"
Keesokan harinya ba'da zuhur kami pulang kerumah nenekmu nak, karena Umimu sanggup untuk pulang katanya. Tanggal 14 April nya kamu dari malam sampai paginya sangat rewel nak, kata Omamu itu sudah tidak wajar, kami ingin membawamu ke bidan Andri, tapi ternyata bu bidan sedang tahsin, kami bawa kamu ke Klinik Harapan Ibunda di Harapan Raya nak, setelah dicek oleh dokternya ternyata kamu demam nak, suhu tubuhmu 38.1, Abi saja tidak pernah setinggi itu nak, makanya dari malamnya kamu sudah sangat rewel. Kamu diberikan obat tetes oleh dokternya, Abi khawatir sebenarnya kamu baru berumur 2 hari tapi sudah diberi obat, tapi Abi juga tak bisa berkata apa apa lagi nak.
Saat menulis ini, Abi sedang berada disampingmu, sambil sesekali melihat kamu nak. kamu sudah tidur dari sore tadi setelah Ashar, Abi harap sampai malam nanti kamu masih nyenyak tidur, kalau kamu terbangun malam ini, Abi sudah siap karena besok libur.
Nak, Abi bahagia nak, Allah titipkan kamu kepada Abi, Abi harap bisa menjadi orangtua yang baik bagimu nak, dan semoga Allah bimbing Abi dan Umi untuk mendidikmu dengan benar, kami baru belajar menjadi orangtua nak, jadi maklum saja masih banyak kekurangan dari kami. Banyak yang mendoakanmu nak, semoga kamu jadi anak sholeha nak, jadi kebanggaan Abi dan Umi.
Abi tidak posting fotomu karena Abi tahu bahayanya 'Ain, tapi Abi tidak bisa menahan orang lain untuk tidak posting nak, karena begitu kamu lahir, fotomu langsung cepat tersebar di grup keluarga. Semoga aman dan tidak terjadi sesuatu yang tidak Abi inginkan ya nak. Sehat sehat ya nak.
By Abinya Aisyah
No comments:
Post a Comment