Kepada Anakku Tersayang Part 9

 27 Agustus 2022

Sudah lama dari postingan Abi yang terakhir, Abi belum menambahkan cerita tentangmu nak, sekarang Abi punya banyak cerita tentangmu. Saat Abi tulis ini kamu sedang ditidurkan oleh Umi dikamar nak, karena ini sudah jam 22:00 malam.

Sekarang kamu sudah berumur 4 bulan setengah nak, sudah banyak kepandaian yang kamu tampilkan kepada Abi dan Umi, melihat tumbuh kembangmu setiap hari Umi mu semakin takjub dengan apa yang kamu lakukan nak, mulai dari menelungkup, awal kamu bisa membalikkan badan tersebut Umimu sangat gembira nak. Seiring kamu semakin besar, kami jadi semakin berani membawamu berjalan lebih jauh dari biasanya, karena bayi yang masih sekitar 3 bulan rentan sakit jika dibawa perjalanan yang jauh.

Idul Adha kemarin pertama kalinya kamu Abi bawa ke kampungnya Abi di Buatan II, itu pertama kalinya kamu jalan sangat jauh nak, memakan waktu 2 jam, tapi untungnya pakai mobil putih "One Mendun", kalau pakai motor "Beat" kita mungkin Umi tidak sanggup dan juga takut. Ada cerita lucu tentang Omamu nak, ternyata begitu kami kabari bahwasanya Aisyah pulang ke Buatan II, Omamu berkali kali memastikan apakah kami sudah sampai atau belum, Omamu jalan kesamping masjid melihat, jika belum beliau kembali lagi kerumah, beberapa saat diceknya lagi, kami belum sampai beliau kembali lagi ke rumah, entah berapa kali itu terjadi, tapi begitu dekat mau sampai ke Buatan II, dan kamu diturunkan dibawa Umi duluan ke rumah, Abi masih mengurusi barang barang kita, dibantu oleh Pak Usu mu nak. Setelah Abi lihat kamu sudah dibawa Oma, langsung disambar dari tangan Umi, mungkin karena sudah rindu.

Di Buatan II, kamu Abi bawa ke beberapa rumah saudara, seperti rumah Tuk Icu dan Tuk Ecik. Belum sempat dibawa keliling kerumah saudara saudara yang di Buatan II, kemarin juga ingin singgah ke rumah Uwa Ani, tampaknya beliau sedang banyak pelanggan dikedai waktu itu, jadi segan ingin singgah. Malam takbiran kamu Abi ajak melihat pawai obor yang dilaksanakan oleh pengurus mesjid dan remaja mesjid, tapi mungkin kamu belum faham apa itu pawai obor. Abi ingin membawamu untuk melihat pembantaian sapi ketika qurban, tapi Abi khawatir, karena disekitar situ banyak bapak bapak yang merokok.

Tulisan ini terhenti sejenak nak, karena kamu menangis sangat kencang yang bikin Abi sama Umi khawatir, kami nebaknya kamu nangis karena kembung nak. Setelah itu tulisan ini Abi lanjutkan kembali.

Selain kamu sudah pandai telungkup, 3 hari belakangan ini kamu sudah pandai membalikkan badan dari telungkup ke terlentang kembali, Umimu selalu bahagia melihat perkembanganmu nak. Apalagi kamu sudah mulai merayap, yang Abi sama Umi khawatirkan, saat ditinggal masak oleh Umi, kamu sudah merayap jauh, dan mungkin tak tahu apa yang kamu masukkan kemulutmu, karena selain itu kamu juga sedang suka sukanya memasukkan semua benda ke mulut.

Kamu sudah bisa berdiri dengan bantuan Abi dan Umi, selain berdiri kamu juga melompat lompat nak. Umimu kewalahan memegangmu saat kamu sedang aktif melompat lompat.

Ada kabar yang bikin sedih nak, Abang sepupumu Zubair masuk rumah sakit beberapa hari yang lalu nak, kasihan Abi melihat abangmu itu, dia masih kecil tapi sudah harus merasakan bagaimana sakitnya suntikan infus dan karena dia masih kecil, para perawat yang mencoba memasang infus juga kewalahan mencari uratnya.

Hampir sepekan Uma, Oma dan Om Nando di rumah sakit, Abi dan Umi juga ikut menemani, tapi bisanya sepulang Abi kerja. Kita doakan Abang sepupumu itu lekas diberi kesembuhan oleh Allah Ta'ala nak.

Abi masih menunggumu pandai berbicara nak, Abi ingin mengajarimu do'a do'a, mengajarimu tentang arti kehidupan, bagaimana orang orang di bumi ini berperilaku antar sesamanya, Abi ingin sekali mengajarimu banyak hal nak, karena kamu anak Abi.

Sekian dulu cerita ini Abi lanjutkan di lain kesempatan ya nak.

By Abi Aisyah

No comments:

Post a Comment