Sebagian Warga Pekanbaru Buta Warna?

03 Oktober 2015
Hai fans semua, sudah lama tidak mampir kesini, semenjak postingan puisiku "Rindu Kamu" tanggal 26 September kemaren. Kali ini aku mau membahas sesuatu yang merupakan kegelisahanku tentang ketertiban lalulintas di Pekanbaru.

Menurut pengamatanku sendiri, tingkat kebutawarnaan di Pekanbaru sudah berada ditahap yang gawat, mungkin karena asap yang telah lama menyelimuti kota ini, hehe nggaklah.

Yang ingin aku bahas disini bukan konteks buta warna yang sesungguhnya, melainkan tentang kedisiplinan warga Pekanbaru dalam berlalu lintas.

Kita tahu bahwa lampu lalu lintas mempunyai 3 warna, merah kuning hijau dilangit yang biru .
Merah itu untuk berhenti, kuning agar berhati hati dan hijau untuk jalan.

Tapi sepertinya warna diatas telah berubah menjadi Power Rangers satu warna yaitu hijau semua.

Merah yang harusnya berhenti tetap saja mereka jalan, kuning agar berhati hati malah bertambah kecepatannya hanya karena takut sikuning berubah menjadi monster yang menakutkan merah, kalau hijau pastilah semuanya jalan, ga perlu dijelaskan lah.

Dan biasanya yang banyak buta warna itu motor, karena jika berhenti di persimpangan yang kasian itu motor, kenapa? kena asap, polusi, panas, digodain pengamen, digodain banci, digodain kamu, iya kamu #doditmodeon.

Sedangkan mobil mah enak dingin, teduh saat nunggu lampu hijau bisa dengarkan musik, makan snack, bisa gituan sama pasangannya (ngobrol maksudnya), makanya yang banyak buta warna itu motor.

Padahal penting untuk tertiblalulintas agar tidak terjadi kemacetan, kecelakaan, kejar kejaran sama polisi.

Tapi mau bagaimana lagi? Mereka egois, Aku egois, soalnya aku AGAK buta warna juga sedikit. Harusnya ada satu gerakan untuk membuat warga Pekanbaru jadi melek warna kembali, harus ada polisi standby di persimpangan itu, tapi seperti biasa, yang warga Pekanbaru pasti faham, polisi lalu lintas itu adanya dari jam 7 sampai jam 10 pagi aja, lebih dari itu mereka tidak lagi standby di pos jaga, itu juga salah satu yang menjadikan kami buta warna.

Ya apalah daya, aku hanya bisa menulisknnya disini, tidak bisa berbuat lebih, paling hanya menegur teman yang aku kenal untuk tertib lalu lintas, itupun kadang aku diomeli sama dia.

Ya mohonlah kepada pemerintah dan polisi lalu lintas, tindak lanjutilah masalah kita ini.

By Blank

No comments:

Post a Comment