Berpetualang : Pendakian Gunung Merapi (19-22 Agustus 2020) Bagian 2

 9 Maret 2022

Dokumentasi saat di Puncak Merapi


Lanjutan cerita sebelumnya dari >>>> Pendakian G. Marapi Bagian 1

21 Agustus 2020

Setelah puas menikmati PopMie dan beberapa snack, kami lanjutkan perjalanan ke Puncak, bagaimanapun juga kami harus mencapai titik tertinggi Merapi, kami melewati jalur dari sebelah kiri dari tugu Abel karena dekat dari tempat kami istirahat dan mengambil air tadi. Sesampainya dipuncak, kami mengabadikan momen momen dipuncak sambil bercanda ria. Setelah puas menikmati puncak, kamipun mulai beranjak turun melewati jalur kanan, mengitari kawah gunung Merapi, ada suatu momen yang bikin aku dan Ustadz Affan sangat cemas yaitu ketika Ustadz Said menyandarkan badannya ke batu, yang mana batu tersebut berada di pinggir kawah, posisinya seperti "Push Up" tapi dibatu, mungkin tinggi batu tersebut ada setinggi lutut orang dewasa. Pertama yang lihat Ustadz Affan, dia bilang dengan nada cemas "Ustadz Said, Ustadz Said" dengan nada cemas, ketika aku lihat aku juga kaget dan bilang "Awas Ustadz Said" juga sambil teriak. Alhamdulillah beliau cepat sadar, setelah itu kamipun menuruni puncak dan kembali ke tenda, sekitar 1 jam perjalanan turun ke tenda, sampai ditenda mungkin sekitar jam 11 an, kami mempersiapkan untuk makan siang ditenda, setelah siap makan siang kamipun membereskan tenda persiapan untuk turun, begitu selesainya packing hujanpun turun dengan deras, jadi kami berteduh beberapa waktu dipondok jualan tempat kami makan kemarin.

Begitu hujan reda kami langsung bersiap turun dengan menggunakan raincoat, turun setelah hujan membuat jalur pendakian menjadi licin, kami jadi sangat berhati hati agar tidak jatuh, karena jatuh digunung akan sangat berbahaya, menggelinding kebawah, aku takut membayangkannya. Beberapa kejadian jatuh jatuhan kami jadikan bahan candaan. Kondisi yang kunilai hampir bahaya yaitu ketika Ustadz Dayu turun dengan kecepatan agak laju, karena turunan dan juga kondisinya hujan, untung saja didepannya ada pohon mati, jadi masih sempat bertumpu, mungkin kalau tidak ada pohon tersebut, sudah tergelincir kebawah.
Cerita paling lucu selama perjalanan turun yaitu momen ketika kami sedang istirahat, saat itu Ustadz Ardi belum sampai ke tempat kami istirahat, Ustadz Dayu dan Ustadz Angga juga agak jauh dibelakang Ustadz Ardi, ditempat kami istirahat itu ada juga pondok orang jualan, dan ada pendaki akhwat yang sedang istirahat, lalu Ustadz Ardi yang hampir sampai mengingatkan pendaki akhwat tersebut "Hati hati buk, nanti jatuh" ketika Ustadz Ardi bilang jatuh langsung dia terpeleset ketika itu, respon kami hanya bisa tertawa kala itu, memang seharusnya kami menolongnya, tapi apa daya kami juga sedang keletihan. Melihat hal itu dari kejauhan langsung saja Ustadz Angga sempat sempatnya melemparkan leluconnya "Jan Di Caliak, awak ndak Ba'a do, awak maluuu" artinya Jangan dilihat, aku nggak papa, aku malu. tentu saja kami semua tertawa termasuk pendaki akhwat tadi dengan timnya.

Setelah itu kami lanjutkan perjalanan, hingga sampai di tempat jualan berikutnya ditikungan yang agak luas, para pendaki merapi pasti tahu tempat itu, kami istirahat di pondok jualan sambil memesan teh dan kopi hangat dan makanan ringan, sekitar 30 menit istirahat kami lanjutkan perjalanan menuju ke Pesanggrahan.

Kami sampai di Pesanggrahan sekitar jam setengah 6 petang, kami istirahat sebentar untuk menjama' Sholat Maghrib dan Isya, sengaja tidak makan karena rencananya akan makan enak di rumah makan. Setelah selesai istirahat di Pesanggrahan kami lanjutkan perjalanan ke Pos awal pendakian, tapi karena jalannya licin setelah hujan dan headlamp kami pun minim, aku lupa bahwa aku tidak membawa baterai cadangan, sedangkan malamnya ketika di Cadas, aku menghidupkan headlampku semalaman, jadi kami jalan dengan hati hati dan pelan, sekitar jam setengah 9 kami sampai di pos awal dan istirahat sebentar lalu bersiap untuk keluar.

Kami mencari rumah makan dan makan malam disana, kebetulan disebelah rumah makan tersebut ada mushollanya, kami minta izin untuk tidur disana dan diizinkan, sambil istirahat ada juga kawan kawan yang saling urut karena keletihan, dan sekitar jam 11 an kami sudah pada tidur.

22 Agustus 2020

Paginya kami bangun sholat subuh dan siap siap menuju Kota Padang, karena rencananya akan bermain main ke Pantai. Dalam perjalanan ke Padang, kami singgah sarapan di dekat Lembah Anai, foto - foto lalu lanjut dan singgah sebentar mandi pagi di dekat kampung Ustadz Angga di Kayu Tanam, lalu kami lanjutkan menuju kota Padang, lalu mencari Pantai sekalian makan siang, karena sampai di Padang sudah sekitar jam 11 an siang, kelamaan mandi mandi di Kayu Tanam. Sesampainya di Pantai, makan siang lalu foto-foto di Pantai dan kami Jama' Sholat Dzuhur dan Ashar di Mesjid Raya Kota Padang. Setelah itu kamipun menuju ke pulang. 
Sedikit cerita perjalanan pulang adalah kami dikerjain Ustadz Affan, dengan cara rem gas rem gas mobil sehingga menyebabkan beberapa dari kami muntah, termasuk aku. Kami juga berhenti di tempat sanjai membeli beberapa oleh oleh untuk dibawa pulang. Seperti biasa aku tidak menceritakan perjalanan pulang. 

Dan itu lah cerita pendakian kami ke Gunung Merapi kemarin, baru terbit, karena kemarin mencoba mengedit video perjalanan, agar cerita ini naiknya bersamaan dengan video perjalanannya, tapi apalah daya, video perjalanannya tak jadi jadi sampai saat ini. 

Sekian dariku, dibawah kusertakan dokumentasinya
By Blank

Tugu Abel dengan formasi lengkap

Istirahat makan siang di Pondok jualan dekat kami dirikan tenda

Berfoto di Air Terjun Lembah Anai

Dokumentasi di Pantai, taken by Ustadz Dayu


4 comments: