Cerita PURNAMA PA RIAU IV (part 2)

04 Mei 15 (Aksi Damai dan Kapal)










            Paginya kami para peserta bersiap siap berangkat ke kota untuk melakukan aksi, para aktor diantar duluan untuk di makeover kalian mau tau para aktornya?
Opung (WANAPALHI) sebagai Penguasa 
Sigit (KPA EMC2) sebagai Pekerja
Ari (KOMMAPALA WINNETOU) sebagai Penguasa
Budi (SATWA SAHARA) sebagai Pekerja
Fauzi (LENTERA) sebagai Pohon
Ferdi (HUMENDALA) sebagai Pohon
            Setelah para aktor diantar, barulah tim berangkat dengan bus 2 trip, kami diantar ke kampus UNISI yang berada di kota, kalo ga salah kampus UNISI ni ada 3, setelah persiapan selesai barulah kami memulai aksi dari kampus UNISI ke Lampu Merah lalu balik lagi ke kampus UNISI.
               Di lampu merah kami memainkan dramanya yang bercerita tentang Penguasa yang suka menebang pohon untuk kepentingan pribadinya, mereka membayar pekerja untuk menebang pohon dan setelah pohon pohon itu tiada, barulah mereka sadar bahwa uang tidak bisa dimakan dan diminum.
            Selesai aksi, kami langsung diarahkan ke kapal oleh panitia, karena kegiatan selanjutnya yaitu di Desa Tanjung Pasir, dan untuk menuju desa tersebut harus melalui kapal, kapalnya tidaklah begitu besar, kapal yang biasa digunakan untuk distribusi barang barang dapur, cukuplah untuk mengangkut kami para peserta PURNAMA yang kurang lebih berjumlah 60 orang. Kami makan siang dikapal, perjalanan ke Desa Tanjung Pasir memakan waktu kurang lebih 6 jam, selama itu banyak kegiatan yang aku lakukan yaitu berkeliaran disekitar kapal, kami sempat melihat lumba lumba yang melompat, memang jaraknya agak jauh dari kapal, jadi kami tidak bisa melihatnya dari dekat, kami sampai di Desa Tanjung Pasir sekitar jam 7 malam, kami disambut oleh warga desa Tj. Pasir dan menurut arahan panitia, kami diantar ke lapangan bola desa tersebut untuk mendirikan camp, kami semua mendirikan camp dan beristirahat, sekitar jam 9 malam, sekdes mengundang kami untuk briefing kegiatan esoknya, yaitu ‘menongkah kerang’.
            Menongkah Kerang itu adat cara mencari kerang dengan sepotong papan yang diluncurkan, kurang lebih penjelasannya gitulah. Setelah selesai briefing kami kembali ke camp untuk istirahat, tapi itu lah kawan kawan bukannya istirahat malah asik dengan kegiatan nya masing masing, pemuda setempat atau aku bilangnya AKAMSI (Anak Kampung Sini) ditugaskan oleh kepala desa untuk mengamankan camp kami, mereka sangat antusias bergabung bersama kami untuk kegiatan malamnya sebelum istirahat ada yang ngobrol ngobrol dengan AKAMSI , aku sendiri sekitar jam 02 pagi baru tidur.

05 Mei 15 (Menongkah Kerang dan Penanaman Bibit Bakau)

            Masih gelap, sekitar jam 05 pemuda atau anak anak sudah datang ke lapangan bola tempat kami ngecamp, mereka latihan main bola seperti SSB mungkin tapi kegiatannya pagi, tapi ada juga yang hanya main tidak latihan, melihat mereka main beberapa dari kami ikut serta main bola sama adik adik AKAMSI, sekitar jam 7 sesuai dengan arahan pak sekdes kamipun sudah harus standby dipelabuhan untuk kegiatan menongkah kerang, perjalanan dari Tj.Pasir ke tempat menongkah nya tidaklah jauh, kami naik sampan mesin dengan kapasitas sekitar 15 orang dan jarak ke tempat tersebut sekitar 15 menit. PURNAMA kali ini adalah yang paling banyak menggunakan kendaraan air, sesampainya di tempat menongkah kerang kami para peserta turun ke pantai tersebut, dipantai itu banyak terdapat ‘umang umang’ Bahasa Indonesia nya apa ya? Banyak dari peserta yang mencari umang umang karena bentuknya unik, ada yang bentuk tulang ikan, ada yang cangkangnya lebih besar dari isinya macam macam lah pokoknya. Ketika papan tongkah datang, kawan kawan bukannya menongkah, tapi malah main seluncuran dengan papan tersebut, ada juga yang takut kotor kotoran, mereka hanya foto foto dipantai dan ada juga yang mainin sampan, ada yang minta diajarin berenang disana, jam 11 kami sudah diarahkan untuk kembali ke Tj. Pasir, untuk istirahat makan siang, sampai di Tj. Pasir beberapa peserta langsung mandi dengan menggunakan air sumur bor, karena untuk mendapatkan air bersih desa menggunakan sumur bor yang dialirkan disetiap rumah di desa. Aku dan Ferdi memutuskan untuk mandi di Mesjid, ketika kami mau mandi si Wilda dan Fajri ikut ikutan juga mau mandi di Mesjid, langsung saja kami berempat ke Mesjid, selesai mandi kami kembali ke camp dilapangan bola, makan siang kami ditanggung sama Kepala Desa, pelayanan dari masyarakat sini memang baik, kami diberikan makan siang, kami boleh menumpang dirumah warga untuk mandi dan buang air, dan warganya juga ramah ramah. Sekitar jam 1 siang makananpun sampai, kami makan siang bersama setelah makan siang, kami menghibur adik adik AKAMSI dengan mengiringi mereka bernyanyi.
            Sekitar jam 4 sore kami lanjut agenda penanaman bibit bakau, areanya di depan Mesjid dan di dekat lapangan bola, saatnya kotor kotoran lagi “berani kotor itu baik”, itu semboyan dari salah satu merk deterjen, awalnya aku hanya ingin menanam ditempat yang kering saja, karena mengingat bajuku tinggal 1 pasang, tapi karena saat itu ada yang main dorong dorongan, akhirnya aku basah lagi dan langsung saja aku tanam ditempat yang dalam, lagian udah basah dan kotor juga. Selesai penanaman aku mandi di sungai dekat lapangan, air sungainya asin, karena keadaan perairan sudah dekat ke laut, selesai mandi aku belum ingin ganti baju, masih ingin main volly sama warga Tj. Pasir dan setelah selesai main barulah aku ganti pakaian.
            Sebelum kegiatan kami briefing agar kegiatan berlangsung sesuai dengan yang kami inginkan, acara malam itu kata sambutan dan terima kasih kepada desa Tj. Pasir dan juga penyerahan plakat kepada bapak Kades, setelah itu barulah penyerahan tuan rumah berikutnya setelah itu barulah penyerahan plakat dari panitia ke masing masing delegasi. Selesai acara itu, kami melanjutkan ramah tamah didepan tenda panitia untuk mendengarkan cerita awal berdirinya PURNAMA dari bang Halim, karena selama ini bayangan kawan kawan tentang PURNAMA masih ngambang, oleh sebab itu perlu ditelusuri tentang awal terbentuknya PURNAMA dan apa sih sebenarnya PURNAMA itu.

            Bang Halim bercerita dan kami semua hening sepi mendengarkan cerita tersebut, setelah selesai dan dibuka sesi pertanyaan yang bertanya hanya 3 orang, mungkin kawan juga sudah ngantuk dan capek, dengan rangkaian kegiatan yang begitu padat. Setelah selesai ramah tamah semua dipersilahkan untuk istirahat dengan catatan dari panitia jam 7 pagi sudah harus standby.

Lanjut part 3

No comments:

Post a Comment