Debat Amalan Jariyah??

14 Agustus 2015
Harusnya ni postingan terbit semalam, dikarenakan charger smartphone aku tinggal di kantor dan battrainya low, aku jadi ga bisa posting. Check it out.

Seketika lamunanku balik kemasa lalu, malam itu aku lupa malam apa, tapi saat itu lagi kumpul kumpul keluarga, Atuk Mancar yaitu adiknya Atukku lagi silaturahmi kerumah Atuk, yaa kami para cucu sibuk bermain dan mereka sibuk dengan obrolannya masing masing.
Pada saat itu entah kenapa sepertinya obrolan mereka jadi terdengar agak tegang dan seru, jadi kami para cucu yang tadinya lagi main jadi ikut mendengarkan obrolan mereka, mereka sedang mendebatkan sesuatu, yang aku ingat malam itu mereka mendebatkan tentang amalan amalan Jariyah yaitu amalan yang pahalanya akan terus mengalir walaupun kita sudah meninggal.
Yaa orangtua zaman dulu jika sudah duduk dan ngobrol yang dibahas itu kalau tidak tentang masalah dagang, karena mereka berdua pedagang, kalau tidak tentang masalah anak dan cucu mereka, kalau tidak tentang agama, kalau orangtua zaman sekarang mungkin sudah agak beda bahasannya.

Jadi dulu, karena aku masih kecil aku tidak mau ikut canpur dalam debat mereka, tapi sekarang aku mulai merenungkannya.
Jadi Amalan Jariyah umumnya ada 3

  1. Ilmu bermanfaat yang disebarluaskan, mereka sepakat tentang ini bahwa ilmu yang kita sebarkan, selama dipakai oleh oranglain itu akan menjadi pahala yang tidak putus walaupun kita telah meninggal dunia.
  2. Sedekah Jariyah, seperti membangun mesjid, jembatan, membuang paku jika dijalan tersebut ada paku, membelikan Alqur'an untuk orang yang kurang mampu dan banyak lagi amalan lainnya. Selama itu digunakan sama oranglain, maka pahalanya mengalir ke kita, mereka sepakat juga tidak ada masalah dengan yang ini.
  3. Anak Sholeh yang mendo'akan kedua orangtua, nah disinilah letak selisih pendapat mereka.
Anak sholeh yang dimaksud adalah anak Sholeh yang seperti apa??

Atukku berpendapat bahwa "Semua anak Sholeh yang mendo'akan setiap orangtua", sedangkan Atuk Mancar pendapatnya "Anak sholeh yang mendoakan orangtuanya sendiri" perdebatan itu berlangsung agak lama.

Nah jadi inti dari lamunan kilas balikku ini pertama adalah jika kita berdebat haruslah memiliki dalil ataupun dasar, kalau tidak debat kita hanya akan jadi debat kusir.
Yang kedua, tirulah kebiasaan orangtua zaman dulu, jika berkumpul bicarakanlah yang baik baik saja ataupun hal hal yang bermanfaat, jangan ngobrol yang bukan bukan.
Yang ketiga, lakukanlah Amalan Jariyah, sesungguhnya amalan Jariyah membantu meringankan siksa kubur kita nantinya.
Yang keempat, temukan dalil yang kuat dari perdebatan diatas.
Yang kelima, terimakasih sudah membaca postingan ini sampai akhir

Big Thank
By Blank

No comments:

Post a Comment