Kepada Calon Istriku

27 Desember 2019

Kepada yang tersayang, calon istriku.

Aku belum tahu seperti apa rupamu nantik, 
Tinggikah? Rendahkah? Kuruskah? Gemukkah?
Rambutmu ikal, lurus, pendek atau panjangkah?
Dahimu lebar, jenong, atau datarkah?
Hidungmu mancung atau pesek?
Pipimu tembam atau lonjong? atau kamu punya lesung pipi?
Dagumu lebar, panjang atau ada belahan dagu?
Lehermu panjang kah atau pendekkah?
Tapi aku tidak peduli itu, yang penting bagiku, ketika aku melihatmu seakan semua masalahku hilang.

Aku belum tahu harus kupanggil apa dirimu
Mungkin kupanggil sayang, tapi sepertinya sayang sudah terlalu banyak orang pakai, nantik kamu jadi tidak spesial.
Mungkin kupanggil bunda, tapi.... sepertinya cukup anak anak kita saja yang panggil kamu bunda.
Jika Nabi Muhammad memanggil 'Aisyah dengan Humaira, itu berdasarkan apa yang terjadi pada kulit 'Aisyah. Mungkin panggilan akanku cari nantik setelah aku menikahimu.

Aku belum tahu apa makanan kesukaanmu, bisa jadi selera kita berbeda jauh, tapi rasanya tidak mungkin karena aku tipe pemakan segala, kecuali beberapa sayuran.
bisa jadi kamu punya makanan hasil kreasimu sendiri, sebagai kejutan bagiku. waah terbayang olehku, saat pulang kerja diatas meja ada kue - kue yang belum kuketahui namanya, dan kamu menamakannya sendiri karena memang itu makanan buatanmu.
Atau, kita sama sama suka berburu kuliner, menjelajahi makanan yang belum pernah kita makan.
Entahlah, aku terlalu memikirkan keseruan yang akan kuciptakan bersamamu.

Aku belum tahu warna kesukaanmu, mungkin saja sama denganku, yaitu biru. Tapi apapun warna kesukaanmu, akan menjadi warna kesukaanku nantinya, warna apapun yang kamu pakai aku akan menyukai warna itu seketika.

Aku juga belum tahu sifatmu seperti apa, semoga sifatmu bisa membuatku tenang. Bisa menekan kemarahanku, karena aku memang sedikit tempramen, aku sedang berusaha menghilangkan tempramenku ini.

Aku juga belum tahu keahlianmu apa saja, mana tahu keahlian kita bisa digabungkan dan kita bisa membuat suatu mahakarya yang akan mengguncang dunia. 

Aku harap kamu juga pencinta kegiatan alam bebas, jadi kamu bisa kuajak berpetualang dihutan menciptakan momen momen indah kita bersama, atau mungkin kamu pencinta olahraga ekstrem, aku juga belum tahu itu. aku harap perbedaan antara kita bisa menjadikan kita lebih bersatu, bukannya saling bertengkar.

Jika kukasar kepadamu, maafkan aku, sesungguhnya itu diluar batasku. Mungkin kamu bisa melaporkan ke Ibuku atau Bapakku, Ibumu atau Bapakmu, karena aku akan sangat takut sekali jika orangtuaku marah, apalagi orangtuamu yang memarahiku. Semoga aku tidak pernah menyakitimu.

Terakhir, wahai calon istriku, sekarang aku sedang banyak belajar tentang bagaimana mengurusi rumah tangga, kuharap kamu pun seperti itu, sama sama kita belajar, agar skill itu nanti yang kita bawa setelah kita berumah tangga.

Percayalah calon istriku, aku akan menyayangimu.
Aku harap rumah tangga kita Sakinah Mawaddah wa Rahmah, Aamiin Ya Rabbal 'Alamiin.

By Blank


No comments:

Post a Comment