Rihlah Ke Gunung Marapi, Bersama tim Guru guru se Azzuhra Group

27 Januari 2020

Saat menulis ini bengkak dan pegal kakiku masih terasa, karena malam tadi baru saja tiba di Sekolah tercinta SDIT SMPIT Al Kindi.

Oleh karenanya dari Jum'at pagi sampai malam tadi aku melakukan Long Trip (entah betul entah tidak lah tu ungkapannya), melakukan perjalanan jauh, yaitu ke Gunung Marapi Sumatera Barat.

Tujuan dari perjalanannya yaitu untuk Tadabbur Alam dan menjadi muslim yang kuat. Perjalanan dilakukan dari Jum'at tanggal 24 Januari 2020 sampai dengan 26 Januari 2020. Jumlah orang yang berangkat totalnya 36 orang, dari tim guru guru se-Azzuhra Group.

Jum'at 24 Januari 2020
Jam 06:00 wib semua perlengkapanku sudah siap, hanya tinggal berangkat saja lagi. Dari Al Kindi yang berangkat hanya Aku, Ustad Udin dan Pak Abrar. Ustad Udin pagi pagi sekali sudah datang kesekolah hanya untuk absen lalu pulang lagi dan berangkat dari rumahnya menuju SD Azzuhra, sedangkan aku berangkat pakai MAXIM dari Al Kindi.
Sampai di Azzuhra aku langsung sarapan, karena memang dari Al Kindi aku belum sarapan. Ketika sedang sarapan Ustad Udin juga baru sampai, dan dia sudah sarapan. Usai sarapan kami berkumpul di Labor Komputer SMP Azzuhra untuk briefing keberangkatan sambil mengabsen dan menempatkan posisi dan mobil. Selesai briefing kami bersiap untuk berangkat. Kami berangkat sekitar pukul 09:30 wib mungkin aku lupa pastinya, dan disitulah perjalanan dimulai. Aku dapat tempat di Mobil Pak Abrar bersama dengan 6 orang lainnya yaitu Pak Abrar sendiri, Ustad Mas'ud, Ustad Reza, Ustad Suhendra, Ustad Yasin dan Ustad Udin, mobil kami paling depan.

Aku berharap tidak akan muntah saat di mobil, tapi tidak terwujud, adanya aku muntah juga setelah lama menahannya. Kami makan siang di Kelok Sembilan. Di Bukit Tinggi kami mampir di Mesjid Taqwa daerah Canduang, sambil menunggu rombongan dari Petapahan sampai. Ketika semua sudah Ready kamipun berangkat menuju kaki gunung Marapi, tempat pendakian akan dimulai.
Sebelum mendaki, kami dibagi menjadi empat kelompok, aku berada di kelompok empat, urutan ke delapan, jadi saat di absen nomorku menjadi 48, kan nomor Blank 047, tapi diurutan itu aku menjadi 48, tak apalah. Aku berharap tim kami akan sangat kompak. Ketika mulai berjalan, ingatanku jadi Flashback mengingat bahwa ini adalah pendakianku yang kedua kalinya ke Marapi, tapi kali ini tracking nya pada malam hari, ini perdana bagiku untuk nge-track dimalam hari, tantangan baru fikirku.

Apapun yang kulewati di Marapi fikiranku selalu flashback, karena ada beberapa hal yang baru disana, maklum saja aku kesana sekitar tahun 2015 jadi sudah 5 tahun berlalu. Untung saja perubahannya tidak begitu banyak, dan tidak pula pada jalannya yang berubah, jadi aku masih percaya diri jika disuruh memimpin perjalanan. Tapi karena berada dikelompok empat, yah berarti tim kami berada di paling belakang.

Dalam lelah dan kantuk yang luar biasa, maklum saja waktu istirahat kami sedikit, begitu sampai langsung nanjak, dan kami rombongan para pemula. Jadilah setiap tanjakan berhenti, setiap tanjakan yang agak curam berhenti lagi, dan itu terjadi berulang kali. Perjalanan dari jam 21:00 wib kami sampai di Tugu Abel jam 06:30 pagi, berarti sembilan jam perjalanan. Disitu sudah termasuk istirahat makan dan tidur sejenak, karena memang kami belum ada tidur.

Sabtu 25 Januari 2020
Mengingat hari itu adalah hari libur Imlek, yang karena itulah aku ikut pendakian ini, karena libur kalau tidak aku mungkin sedang disekolah sendirian.

Bersambung dari hari Jum'at itu, sebelum sampai ke tugu Abel, kami sholat Subuh di Cadas, karena sudah pada lelah untuk sampai ke puncak takut kesiangan dan waktu subuhnya juga hampir habis, jadi kami sholat Subuh berjamaah dengan kondisi seadanya, kami menerapkan Tayamum, aku mempelajarinya dari SD, tapi baru kemarin ku praktikkan Tayamumnya.

Selesai Sholat Subuh, kami lanjutkan perjalanan ke puncak, sampai di Tugu Abel yang lainnya pada berdecak decak kagum, karena mengingat kami sedang berada diatas awan. Melihat samudera awan yang begitu indah membuatku merinding berkali kali. Sambil mendokumentasikan momen momen indah dan juga sambil istirahat, kami merasakan dingin yang amat sangat ketika berada dipuncak, padahal baju dan celana sudah berlapis tetap saja dinginnya menembus kain kami. Saat yang lain memutuskan ke Puncak, aku lebih memilih untuk beristirahat di Tugu Abel, mengingat lelah dan kantukku yang luar biasa, ada beberapa juga yang tidak ikut ke puncak, karena mungkin karena sangat lelahnya perjalanan untuk sampai ke puncak tersebut.

Di puncak aku bertemu dengan kawan kawan sekampungku dari Buatan II, mereka juga sedang berada di puncak, Wisnu, Ardi, Arif, Heru, Rizki dan yang lain, setelah foto foto dengan mereka aku lanjut tidur lagi.

Sekitar jam 10:00 wib, kami bersiap untuk turun dari puncak, dan pada saat turun inilah ego masing masing sudah mulai nampak, ada yang langsung laju turunnya tanpa memikirkan kondisi kawan kawan yang lain, tim pada mencar mencar, yang masih kuat masih terus berjalan, yang tidak kuat ketinggalan dibelakang. Aku termasuk yang ditengah tengah, memang sih rombongan terpisah, tapi aku tak ingin memisahkan diri dari tim, takut tidak sempat memberikan bantuan saat ada bahaya.

Sekitar pukul 15:30 wib rombonganku sampai, kami langsung istirahat dan mandi sembari menunggu tim yang belakang sampai. Setelah sampai semua barulah kami sholat dengan Menjama' nya, karena sedang dalam Safar.

Selesai Sholat kami bersiap ke rumah saudaranya Pak Mul, tapi sebelum itu, kami makan dulu, mengingat saat perjalanan turun kami belum ada makan karena stok makanan habis. Setelah makan langsung tancap. Kami menginap di sana, dan baru pulang esok hari. Sampai dirumah langsung cerita cerita tentang hal hal yang terjadi saat pendakian, sampai ke malam.

Ahad 26 Januari 2020
Subuhnya kami Sholat di Mesjid dekat rumah situ, lalu paginya sarapan, dan bersiap untuk pulang.
Sebelum pulang kami dikasi tugas oleh Pak Mul, aku kebagian tim yang survei ke Lembah Harau, untuk mencari tempat Mabit Camp Untuk SMP Azzuhra. Setelah survei barulah kami pulang.
Kami sampai di Azzuhra pas Maghrib, yang lain siap siap sholat maghrib, aku memutuskan untuk langsung pulang ke Al Kindi dan menjama' nya dengan Sholat Isya.

Lain lainnya. . . . .
Dipendakian ini aku mulai sadar diriku yang sebenarnya, orang orang disekitarku sebenarnya, aku menyadari indah dan besarnya ciptaan Allah.

Ternyata Eko yang sebenarnya ialah Eko yang egois, Eko yang suka menilai orang dan menganggap dirinya yang paling baik, paling benar, paling tahu segalanya. Eko yang tidak peduli dengan tim, Eko yang apabila datang masalah lebih memilih untuk menghindari daripada menyelesaikannya. Eko yang emosinya tiba tiba tinggi lalu dengan cepatnya bisa reda. Eko yang jika ada masalah lebih suka dipendam sendiri yang mana itu akan merepotkan orang lain nantinya.

Dan disana aku kembali tersadar bahwasanya Allah Maha Besar, ciptaan Allah sangat indah, satupun manusia di dunia ini tidak akan ada yang sanggup membuat hal serupa walaupun sebutir debu. Untuk menaklukkan gunung yang dibuat Allah saja aku sudah hampir tidak sanggup, bagaimana hendak melawan Allah.

Sepertinya aku butuh banyak lagi perjalanan perjalanan agar aku bisa tau siapa diriku sebenarnya.

By Blank

Sedikit Dokumentasi. . . . . . . . . . .  . . . . . . . . . . 

Bersama Ustadz Aris dari Azzuhra Pusat

Bersama Rizki dan Wisnu


Bersama Wisnu

No comments:

Post a Comment